20 Oktober, 2012

yang lagi susah? ini obatnya

"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar"-- (QS. Al-Baqoroh: 153)
*lagi insap*

*abis ngaji*
*abis magrib*
 *abis mentoring*


well, sampaikanlah walau hanya satu ayat kan, guys? hehe. ya semoga ini bisa membantu yang sedang susah, yang sedang ngutang, yang rejekinya lagi seret, yang lagi sakit hati, yang sedang diare, bahkan yang abis berlimpah harta menang super deal 2 milyar *emang masih ada?*

Semangat yaa, sabar itu bakal selalu bener, dimanapun kapanpun :)

Sekalian nih, ada ayat doa, berdoanya pake kata-kata ini yaaa. Gue selalu suka doa ini, selalu tenang deh habis itu :)
InsyaAllah manjur luar biasa

 "(mereka berdoa), 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kamu jika kami lupa atau bersalah. 
Ya Tuhan kami, janganlah bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. 
Ya Tuhan kami. janganlah Engkau pikulkan kepada kami sesuatu yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami. Ampunilah kami, dan rahmatilah kami. 
Engkau penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir" 
-- QS. Al-Baqoroh: 286

07 Oktober, 2012

yang, hujaan turuun lagiii...

Solo, tempat singgah gue buat nimba lautan ilmu ini akhirnya hujan juga. Atas dasar itu gue harus memperingati dengan cara nggak makan dan nggak mandi *alesan, emang dasar males*

Aslinya,gue nggak gitu suka hujan. Tetesan hujan analoginya selalu sama kaya tetesan air mata. Gak asik, cengeng. Kalo semua orang suka wangi hujan yang basahin tanah, gue justru gak gitu suka. Entah kenapa sedih gitu, suram, sepi. Ditambah lagunya sheila on 7 yang judulnya "Hujan Turun"

Gue fix gasuka hujan.

Yah, tapi mengambil quote dari orang ganteng:
"itu dulu, sekarang tidak" -------Oom Omesh, iklan larutan penyegar

Main ujan2an waktu kecil dulu menyenangkan sekali, cuma pake daleman, loncat-loncat bareng kaya nggak pernah liat air. Walaupun besoknya jadi gak sekolah gara-gara demam.

Kebiasaan liat ujan dari jendela rumah di jakarta sejak kelas 3 SMA, jadi bikin kangen rumah dan inget rumah yang penuh kebahagiaan itu :')

Dan bahkan, menurut agama gue, salah satu waktu berdoa yang baik (insyaAllah bakal makbul--diijabah) adalah waktu hujan sedang turun.

Ditambah lagi, Solo tuh entah kenapa parah banget panasnya. Matahari kayaknya pilih kasih deh, sukanya deket2 sama Solo. Di Solo, 1 jam aja kena matahari, bisa jadi negro. *ehm, yah gak gitu juga sih*
maka, hujan jadi salah satu penyembuh kepanasan ini. Dan setelah sekian lama, hujan juga akhirnya.

Parah. salah besar gue menganalogikan hujan sama kegelisahan, kegalauan dan kesedihan. Justru rahmat Tuhan kita lagi turun2nnya barengan sama hujan ini.

Maka teman2, ayoooo jangan sia-siakan hujaan. Ayo berdoaa, ayo hujan2an, ayoo hujannya dinikmati sambil makan bakso atau mi ayam, sambil minum coklat, teh atau kopi panas, sambil ngemil pisang goreng atau martabak telor anget
*ngiler sendiri*

yah, karena udah ngiler2 sendiri, mari kita tutup post ini dengan hamdallah dan doa kafaratul majelis, hehe, see you on next posts guys!

02 Oktober, 2012

seni kuno "MELUPAKAN SESEORANG"

Baru liat di home facebook dan nemu suatu perspektif baru dalam pengikhlasan sesuatu atau orang yang telah pergi..

Gue pikir ini cukup jorok, tapi entah kenapa ngena banget hahaha, ngakak pula. Ini dari penulis favorit gue, Tere Liye dari facebook fanpage nya. Dan kenapa gue masukin sini? Karena takut2 kalo suatu hari gue kehilangan sesuatu atau seseorang yaaaa... mungkin ini bisa jadi penyembuh. Walaupun pada kondisi itu mungkin analoginya nggak akan semudah ini, tapi... cukup lah buat mengurangi beban itu.

This is it!

*seni kuno melupakan 
Tam tarepang kuntang-kuntang.... Pernahkah kalian merasa begitu nestapa kehilangan seseorang? Kehilangan sesuatu? Rasa sedih yang tidak bisa dimengerti. Kegelisahan yang mengungkung.... Jongkok di toilet sambil menatap kosong dinding, memeluk bantal resah... 
Tam tarepang kintang-kintang.... Satu dua mungkin bisa segera lupa. Satu dua mungkin bisa segera terbiasa. Besok sudah lega, bangun dengan gembira. Tapi tiga-empat ada yang butuh waktu berbulan-bulan. Lima-enam ada yang bertahun-tahun. Tujuh-delapan malah menyiksa diri tidak sepantasnya. 
Duhai, bagaimanalah urusan ini?
Baik, akan sy beritahu seni melupakan kuno. Saya minta maaf jika ilustrasinya membuat jijik dan mual--dan beberapa dari kalian tdk sependapat.  
Begini. Pernahkah kalian bertanya, sepanjang umur kalian, berapa ribu kali kalian pernah berak? Jika kalian sekarang berumur 25 tahun, itu berarti kurang lebih 8000 hari. Jika sekali dalam sehari kalian berak, maka itu berarti ada 8000 kali berak. Jika satu kali berak, volumenya satu mangkok kecil, maka think! think! think! berak kalian sudah satu kontainer sepanjang umur kalian.... 
Pernahkah kalian bertanya, kemanakah berak2 itu pergi? Sedetik pun tidak. Jongkok. Berebet-bet-bet. Cuci2. Selesai. Pernahkah kalian menangis tersedu memikirkan kemana berak2 itu pergi? Aduh kasihan itu berak, bukankah dia sendirian di lorong2 pipa, lantas masuk ke septic tank. Atau kalau beraknya di sungai, maka tuh berak akan melanglang buana jauuh sekali. Pernahkah kalian merasa kehilangan atas berak2 itu? Aduh, malangnya nasibku, berak ku pergi meninggalkanku. 
Pasti tidak pernah. 
Maka jika kalian ingin belajar seni kuno melupakan. Belajarlah dari kebijaksanan berak. Jika kalian lagi sedih, tersakiti, terzalimi, ingin move on, melupakan semua kenangan menyakitkan, maka llupakan seperti melupakan berak. Apalagi utk urusan sepele seperti patah-hati, sedih ditinggal seseorang, dikihianati, bla-bla-bla... maka sekarang anggap sajalah dia berak... bye, gak penting dipikirin lagi!

Hahahahaha, semangat ya yang sedang melupakan!