07 Oktober, 2012

yang, hujaan turuun lagiii...

Solo, tempat singgah gue buat nimba lautan ilmu ini akhirnya hujan juga. Atas dasar itu gue harus memperingati dengan cara nggak makan dan nggak mandi *alesan, emang dasar males*

Aslinya,gue nggak gitu suka hujan. Tetesan hujan analoginya selalu sama kaya tetesan air mata. Gak asik, cengeng. Kalo semua orang suka wangi hujan yang basahin tanah, gue justru gak gitu suka. Entah kenapa sedih gitu, suram, sepi. Ditambah lagunya sheila on 7 yang judulnya "Hujan Turun"

Gue fix gasuka hujan.

Yah, tapi mengambil quote dari orang ganteng:
"itu dulu, sekarang tidak" -------Oom Omesh, iklan larutan penyegar

Main ujan2an waktu kecil dulu menyenangkan sekali, cuma pake daleman, loncat-loncat bareng kaya nggak pernah liat air. Walaupun besoknya jadi gak sekolah gara-gara demam.

Kebiasaan liat ujan dari jendela rumah di jakarta sejak kelas 3 SMA, jadi bikin kangen rumah dan inget rumah yang penuh kebahagiaan itu :')

Dan bahkan, menurut agama gue, salah satu waktu berdoa yang baik (insyaAllah bakal makbul--diijabah) adalah waktu hujan sedang turun.

Ditambah lagi, Solo tuh entah kenapa parah banget panasnya. Matahari kayaknya pilih kasih deh, sukanya deket2 sama Solo. Di Solo, 1 jam aja kena matahari, bisa jadi negro. *ehm, yah gak gitu juga sih*
maka, hujan jadi salah satu penyembuh kepanasan ini. Dan setelah sekian lama, hujan juga akhirnya.

Parah. salah besar gue menganalogikan hujan sama kegelisahan, kegalauan dan kesedihan. Justru rahmat Tuhan kita lagi turun2nnya barengan sama hujan ini.

Maka teman2, ayoooo jangan sia-siakan hujaan. Ayo berdoaa, ayo hujan2an, ayoo hujannya dinikmati sambil makan bakso atau mi ayam, sambil minum coklat, teh atau kopi panas, sambil ngemil pisang goreng atau martabak telor anget
*ngiler sendiri*

yah, karena udah ngiler2 sendiri, mari kita tutup post ini dengan hamdallah dan doa kafaratul majelis, hehe, see you on next posts guys!

Tidak ada komentar: